Malino, InfoPublik.id | 9 November 2025 — Suasana khidmat dan penuh kekeluargaan menyelimuti Gedung Gelora Pancasila Malino saat keluarga besar Wijanna Lamuhammad Petta Maccabbang’e Cella Karoppa Datu’ Halie Arung Manipi melaksanakan Zikir Akbar dan Tudang Sipulung, Sabtu–Minggu (8–9 November 2025).
Acara ini menjadi momentum bersejarah bagi rumpun besar keturunan Datu’ Halie Arung Manipi dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan untuk kembali bersatu dalam satu ruang silaturahmi, mengenang jejak leluhur, serta memperkuat ikatan kekeluargaan dan nilai-nilai adat yang diwariskan turun-temurun.
Kegiatan dibuka dengan Zikir Akbar yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, diikuti dengan khidmat oleh seluruh keluarga dan undangan. Doa-doa dilantunkan sebagai bentuk rasa syukur atas panjang umur, kesehatan, serta persaudaraan yang terjalin di antara sesama keturunan Arung Manipi. Suasana religius ini kemudian dilanjutkan dengan Tudang Sipulung, forum musyawarah khas Bugis-Makassar yang menjadi ruang dialog, perkenalan antar rumpun, serta pembahasan langkah-langkah memperkuat hubungan kekeluargaan dan pelestarian adat.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir berbagai tokoh adat dan pemerhati budaya, salah satunya dari Lembaga Pakarena Pusaka Leluhur Nusantara, yang memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian seni, adat, dan nilai-nilai kearifan lokal Sulawesi Selatan.
Di antara tokoh adat yang hadir, tampak Bapak Muhammad Said, Karaeng Tarang, Gallarrang Saumata (Batesalapanga ri Gowa).
Bapak Rahmatullah Daeng Nadja, Karaeng Rapi’, dari rumpun keluarga besar Karaengta Katinting ri Gowa.
serta Ibunda Siti Nuraeni Karaeng Takilo.
Kehadiran para tokoh bangsawan tersebut menjadi penanda kuatnya hubungan kekerabatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai tradisi di antara masyarakat adat Gowa dan sekitarnya.
Salah satu momen berkesan dalam acara ini adalah penyematan pin adat dari Karaeng Tarang kepada Ketua Panitia, Andi Luthfi Daeng Jarre. Prosesi ini bukan sekedar simbol seremonial, tetapi bentuk penghargaan dan amanah adat kepada sosok muda yang telah menginisiasi dan mempersatukan kembali keluarga besar Datu’ Halie Arung Manipi. Penyematan pin tersebut mencerminkan warisan nilai tanggung jawab, kehormatan, dan komitmen untuk menjaga silaturahim keluarga besar serta meneruskan semangat leluhur dalam bingkai adat Bugis-Makassar.
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Arung Kurniawan Karaeng Bundu (Tetta Kampong) trah Buluttana, Pendiri LAURIB (Lembaga Adat Ulu Kanayya Ri Bawakaraeng), yang menyampaikan bahwa kehadiran LAURIB menjadi bagian dari semangat generasi muda untuk menjaga keseimbangan antara adat, budaya, dan nilai keagamaan melalui seni tradisional.
Beliau juga menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tentang mengenang masa lalu, melainkan menghidupkan nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan masa kini, agar adat dan warisan leluhur tetap berdenyut di tengah kemajuan zaman.
Kegiatan Zikir Akbar dan Tudang Sipulung Keluarga Besar Arung Manipi ini menjadi wadah penting untuk meneguhkan kembali identitas dan jati diri rumpun keturunan. Selain mempererat silaturahim, acara ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berperan aktif dalam melestarikan seni, budaya, dan spiritualitas warisan para leluhur.
“Silaturahim ini bukan sekedar pertemuan keluarga, tetapi juga wujud penghormatan kepada mereka yang telah lebih dahulu menapaki jalan adat dan keimanan. Dari sinilah kita belajar bagaimana menjaga warisan dan melangkah bersama menuju masa depan,” ujar salah satu tokoh adat keluarga dalam penutupan kegiatan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, keluarga besar Datu’ Halie Arung Manipi diharapkan semakin solid, berakar pada nilai siri’ na pacce, dan terus menjaga eksistensi adat Bugis-Makassar sebagai bagian dari identitas luhur bangsa…
Penulis : Nursalam
Editor : EnhaL07
