6 Desember 2025
IMG-20251024-WA0083

Bantaeng, InfoPublic.id – 23 Oktober 2025 — Dengan deretan gelar akademik Dr. Muhammad Yusran, S.Kom., M.Kom., Gr. serta gelar non-akademik profesional seperti C.STP., C.ET., C.HL., C.H.Tech., C.MTr., C.LTQT., C.HNLPT., C.STT., C.MFT., dan C.AIT., sosok ini menjadi figur penting dalam mendorong revolusi pembelajaran digital di Indonesia.

 

Dalam pelatihan bertajuk “Guru Kreatif di Era AI: Menciptakan Media Pembelajaran Interaktif dengan Koding & Kecerdasan Buatan” yang digelar di Aula SMKN 3 Bantaeng, lebih dari 60 guru SMA dan SMK hadir untuk belajar langsung dari sang inspirator.

 

*Transformasi Pembelajaran di Era AI*

 

Pelatihan yang diselenggarakan oleh UPT SMKN 3 Bantaeng ini mengajak para guru untuk bertransformasi dari pengguna menjadi pencipta media pembelajaran digital.

 

Peserta diajak membuat infografis dan video pembelajaran dengan Canva AI, menyusun soal HOTS menggunakan ChatGPT dan Gemini, serta merancang kuis interaktif HTML melalui Qween AI — semuanya dilakukan tanpa menulis satu baris kode pun.

 

“AI tidak menggantikan guru. AI justru mengembalikan waktu guru untuk hal paling penting: mendidik manusia,”

ujar Dr. Yusran disambut tepuk tangan panjang peserta.

 

Semangat inovatif dan suasana belajar yang hangat menjadikan kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknologi, tetapi gerakan perubahan pola pikir guru menuju pendidikan abad ke-21.

*AI yang Berpihak pada Kemanusiaan*

 

Dalam salah satu sesi reflektif, Dr. Yusran mengajukan pertanyaan sederhana namun bermakna:

 

“Seberapa percaya Bapak-Ibu dengan AI?”

 

Jawaban peserta beragam, namun setelah simulasi dan studi kasus, mereka menyadari hasil AI tidak selalu akurat. Dari situ muncul kesadaran baru bahwa AI harus dikawal oleh akal sehat dan nurani manusia.

 

“Kita tidak bisa percaya 100% pada AI. Apa pun yang dihasilkan AI wajib dibaca ulang. AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti manusia,”

tegasnya.

 

 

Pesan tersebut menjadi inti pelatihan: teknologi hanya bermakna jika digunakan dengan nilai kemanusiaan.

 

*Karya Guru, Bukti Nyata*

 

Pada akhir pelatihan, aula SMKN 3 Bantaeng berubah menjadi mini digital expo yang menampilkan karya guru-guru kreatif hasil pelatihan.

Beberapa di antaranya adalah Game Adu Penalti Sastra, Peta Interaktif Mesin Motor, Game Hijaiyah Interaktif, hingga Simulasi Akhlak Digital.

 

Kepala SMKN 3 Bantaeng, Wahidah Wahyuni, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi keberhasilan kegiatan ini.

 

“Pelatihan ini menyalakan kembali semangat berkarya dan berinovasi. Inilah semangat Kurikulum Merdeka yang sesungguhnya,” ujarnya.

 

 

Dukungan dari Bulukumba dan Komunitas AI

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari SMAN 15 Bulukumba, tempat Dr. Yusran mengajar, serta komunitas ‘SANDRO AI’ Bantaeng yang menjadi motor penggerak literasi digital di Sulawesi Selatan.

Kepala SMAN 15 Bulukumba, Jusrianti, S.Si., M.Pd., menyebut Dr. Yusran sebagai sosok inspiratif.

 

“Beliau bukan hanya membawa nama sekolah, tapi juga membawa semangat perubahan bagi guru-guru di Indonesia Timur,” katanya.

 

 

*Profil Singkat*

 

Nama Lengkap: Dr. Muhammad Yusran, S.Kom., M.Kom., Gr., C.STP., C.ET., C.HL., C.H.Tech., C.MTr., C.LTQT., C.HNLPT., C.STT., C.MFT., C.AIT.

Jabatan: Guru Informatika, UPT SMAN 15 Bulukumba

Spesialisasi: AI & Cyber Technology, Inovasi Pembelajaran

Peran: Fasilitator Nasional Koding Kecerdasan Artifisial (KKA) Kemendikbudristek

Julukan: The AI Teacher of Indonesia

 

Gerakan dari Bantaeng untuk Indonesia

 

Pelatihan ini menjadi awal dari Gerakan Guru Kreatif di Era AI, sebuah inisiatif yang lahir dari Bantaeng untuk menginspirasi para pendidik di seluruh Indonesia.

 

Gerakan ini menegaskan pesan kuat:

 

“AI tidak akan menggantikan guru, tetapi guru yang menggunakan AI akan menggantikan yang tidak.”

 

Dr. Yusran menegaskan bahwa guru di era modern harus memiliki kemampuan adaptif terhadap teknologi agar tidak tertinggal.

 

“Guru yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi akan tertinggal jauh,” ujarnya.

“Namun guru yang mau belajar dan berinovasi akan selalu relevan di masa depan.”

 

Dengan visi tersebut, Dr. Yusran membuktikan bahwa revolusi pendidikan tidak harus dimulai dari kota besar, tetapi dari semangat guru yang terus belajar dan beradaptasi.

 

Penulis: Arief

Editor : Jurnalis Infopublic.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *