27 Juli 2025
IMG-20250721-WA0015

Banjarmasin, InfoPublic.id – Dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia 2025, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar sebuah pergelaran seni yang membangkitkan semangat literasi dan kepekaan sosial melalui puisi. Mengusung tema “Puisi Menajamkan Kepedulian, Puisi Menghangatkan Kehidupan,” kegiatan ini menjadi ruang ekspresi sekaligus refleksi mendalam tentang peran puisi dalam kehidupan manusia.

Kepala UPTD Taman Budaya Kalsel, Suharyanti, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menumbuhkan dan menjaga ekosistem sastra di Kalimantan Selatan. Ia berharap, kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum regenerasi dan pembaharuan semangat berkesenian.

> “Insya Allah ini akan menjadi agenda tahunan. Puisi adalah bagian dari kehidupan kita, dan melalui peringatan seperti ini, kita bisa terus melestarikannya sesuai dengan tugas dan fungsi kami di bidang kebudayaan,” ujar Suharyanti saat memberikan sambutan di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Kalsel, Minggu (20/7/2025).

 

Pergelaran ini tak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga ruang dialog yang mempertemukan para sastrawan senior dengan generasi muda. Dalam sesi dialog sastra, hadir tiga sastrawan kenamaan: HE Benyamin, Hajriansyah, dan Yadi Muryadi. Ketiganya membagikan kisah, pengalaman, serta pandangan kritis tentang bagaimana puisi bisa menjadi media menyuarakan isu-isu kemanusiaan, lingkungan, dan realitas sosial yang kerap terabaikan.

“Puisi bukan sekadar permainan kata, tetapi kekuatan rasa yang mampu menggugah nurani manusia,” ujar Hajriansyah dalam salah satu sesi dialog.

Menariknya, pergelaran ini juga membuka ruang untuk pengembangan bahasa daerah sebagai bahan penciptaan karya puisi. Suharyanti mendorong para sastrawan untuk terus berinovasi, sekaligus menumbuhkan minat sastra di kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa yang turut hadir.

> “Kita ingin anak-anak muda Kalsel mencintai sastra, khususnya puisi, sehingga mereka bisa menjadi generasi penerus sastrawan yang kreatif dan berakar pada budaya lokal,” tambahnya.

 

Sebagai penutup kegiatan, panggung Rampa Taman Budaya Kalsel disulap menjadi arena seni yang memikat. Penampilan para sastrawan dari berbagai sanggar seni seperti Sanggar Ar Rumi, Dapur Teater Kalsel, Sanggar Seni Demokrat, dan Sanggar Sesaji menyulut tepuk tangan hangat penonton. Lantunan puisi, musikalisasi, dan pertunjukan teatrikal menjadi penanda bahwa puisi masih hidup, tumbuh, dan terus menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *