
Jakarta — Di tengah bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terus berlangsung secara fluktuatif sejak akhir 2023, tiga personel Polri dari Polsek Wulanggitang, Polres Flores Timur, Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pelayanan kemanusiaan.
Ketiga anggota Bhabinkamtibmas tersebut adalah Bripka Paulus Bura Hadjon, Bripka Semarno Nenotek, dan Aipda Hardiman, yang sejak awal bencana hingga kini tak henti-hentinya turun langsung ke lapangan untuk membantu masyarakat terdampak.
> “Kami hanya menjalankan tugas dan panggilan hati. Di tengah situasi sulit, warga butuh kehadiran negara,” ujar salah satu personel saat ditemui di lokasi evakuasi.
Sejak letusan pertama pada akhir 2023, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi masih berlangsung hingga Juli 2025, termasuk letusan terbaru pada 7 Juli 2025 pukul 11.05 WITA. Ketika bencana kembali menerjang, ketiganya tetap berdiri di garis depan—menyemprot dan membersihkan rumah warga serta jalanan yang tertutup abu vulkanik.
Yang lebih menyentuh, mereka tetap bertugas meski asrama tempat tinggal mereka sendiri rusak parah akibat erupsi pada 4 November 2024. Bangunan tak lagi layak huni, namun semangat pengabdian mereka tak sedikit pun padam.
> “Kami sadar, meski tempat tinggal kami terdampak, warga jauh lebih membutuhkan perhatian dan bantuan. Ini adalah tugas kami sebagai pelindung masyarakat,” tutur Bripka Paulus.
Ketiganya juga aktif mendampingi warga di posko pengungsian, membagikan logistik, menenangkan warga yang trauma, serta memastikan anak-anak dan lansia mendapatkan perhatian khusus. Tugas mereka tak dibatasi waktu dan ruang—siang dan malam mereka siaga di tengah masyarakat.
Aksi tanpa pamrih ini menjadi cerminan nilai luhur Polri sebagai pengayom dan pelindung rakyat. Semboyan “Polri untuk Masyarakat” tidak hanya menjadi slogan, tetapi dihidupkan melalui tindakan nyata dalam situasi krisis.
> “Mereka tidak hanya melaksanakan tugas formal, tapi hadir sebagai bagian dari keluarga besar warga Flores Timur yang sedang dilanda bencana,” ujar salah satu warga yang dibantu.
Apa yang dilakukan tiga personel ini membuktikan bahwa dedikasi seorang anggota Polri tidak ditentukan oleh kenyamanan fasilitas, melainkan oleh hati nurani, keberanian, dan panggilan kemanusiaan.