27 Juli 2025
IMG-20250706-WA0024

Jakarta, InfoPublic.id — Ketidakpastian global terus membayangi ekonomi dunia di paruh pertama 2025. Konflik geopolitik seperti Rusia-Ukraina dan Iran-Israel, perang tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, hingga pelemahan ekonomi Tiongkok dan Eropa menjadi tantangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi global.

Di tengah situasi tersebut, Indonesia berhasil menunjukkan ketahanan fiskal yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87 persen (yoy), didorong konsumsi domestik dan stimulus belanja negara, termasuk insentif pajak dan subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui bahwa pelaksanaan APBN 2025 sangat menantang, namun pemerintah tetap berupaya menjaga kredibilitas anggaran sebagai instrumen utama dalam menopang stabilitas ekonomi nasional.

“Kami menjaga agar APBN tetap bisa diandalkan, terutama dalam pelaksanaan program prioritas pemerintah,” ujar Menkeu saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/7/2025).

Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Tetap Terjaga

Stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah antara lain mencakup diskon listrik, subsidi upah, insentif perpajakan, dan diskon tarif tol serta transportasi. Inflasi domestik pun tetap terkendali, utamanya karena stabilnya harga pangan.

Realisasi pendapatan negara hingga semester I 2025 mencapai Rp1.210,1 triliun atau 40,3 persen dari target APBN. Sumber penerimaan ini terdiri dari perpajakan, PNBP, dan hibah. Kinerja perpajakan dipengaruhi oleh implementasi tarif PPN 12% secara terbatas, fluktuasi harga komoditas, hingga peningkatan restitusi pajak.

Sementara itu, Belanja Negara telah terealisasi sebesar Rp1.407,1 triliun atau 38,9 persen dari pagu, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat (Rp1.006,5 triliun) dan transfer ke daerah (Rp400,6 triliun).

Fokus belanja diarahkan pada:

  • Pembangunan sekolah unggulan dan program makan bergizi gratis,
  • Peningkatan belanja modal dan SDM,
  • Akselerasi transformasi ekonomi,
  • Penguatan perlindungan sosial dan subsidi yang lebih tepat sasaran.

Prospek Semester II dan Tantangan Global

Di semester II, Pemerintah memperkirakan realisasi belanja akan mencapai Rp2.120,4 triliun, dengan fokus pada program prioritas dan pemberian insentif fiskal untuk daerah dalam rangka pengendalian inflasi dan penurunan stunting.

Namun, defisit anggaran diperkirakan mencapai 2,78 persen terhadap PDB, sedikit di atas target APBN, namun tetap dalam batas aman. Ini sejalan dengan kebijakan pembiayaan yang tetap waspada terhadap dinamika global dan volatilitas pasar keuangan.

Meskipun tantangan global masih besar, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi nasional bisa dijaga di kisaran 5 persen hingga akhir tahun 2025.

“Stabilitas APBN menjadi kunci dalam menjaga daya tahan ekonomi nasional dan kesinambungan pembangunan,” tegas Menkeu.


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *