23 Juni 2025
IMG-20250622-WA0113

Gane Timur Selatan, InfoPublic.id – Sebuah jembatan penghubung antar desa yang terletak di dekat Desa Sawat, Kecamatan Gane Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, dilaporkan ambruk akibat terjangan banjir deras yang terjadi pada Sabtu malam (21/07/2025) sekitar pukul 23.00 WIT. Peristiwa ini mengakibatkan akses transportasi warga lumpuh total dan mengganggu berbagai aktivitas penting masyarakat setempat.

Menurut keterangan sejumlah warga, jembatan tersebut merupakan jalur vital yang menghubungkan beberapa desa di wilayah Gane Timur Selatan. Selain menjadi jalur utama masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, keberadaan jembatan itu juga sangat strategis bagi perputaran ekonomi antar desa, distribusi hasil pertanian, hingga penanganan darurat bagi warga yang membutuhkan akses cepat ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas.

“Jembatan ini sangat penting bagi kami. Biasanya kalau ada warga yang sakit atau harus segera dirujuk ke puskesmas, kami bisa langsung lewat jalur ini. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, karena jembatan sudah terputus total. Kami benar-benar kesulitan,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Sawat, Fiko, saat diwawancarai Jurnalis InfoPublic.id.

Ia menambahkan bahwa terputusnya jembatan juga memperlambat aktivitas ekonomi warga, karena kendaraan pengangkut hasil kebun tidak bisa melintas. “Kami berharap pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara segera turun tangan untuk menangani ini. Jangan tunggu lama, karena dampaknya sudah terasa langsung bagi masyarakat,” lanjutnya.

Banjir yang menyebabkan ambruknya jembatan ini diketahui datang secara tiba-tiba setelah hujan deras mengguyur kawasan Gane Timur Selatan selama hampir dua hari berturut-turut. Debit air sungai yang melewati bawah jembatan naik drastis, menyebabkan tiang-tiang penyangga jembatan tidak mampu menahan arus kuat dan akhirnya roboh.

Hingga saat ini, warga sekitar terpaksa menggunakan jalur alternatif yang lebih jauh dan tidak layak dilalui kendaraan roda empat. Beberapa relawan pemuda setempat bahkan membuat jalur darurat bagi pejalan kaki, meskipun penuh risiko.

Pemerintah desa setempat telah melaporkan kejadian ini kepada pihak kecamatan dan BPBD Halmahera Selatan. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan nyata dari instansi terkait.

“Kami minta agar ada penanganan darurat terlebih dahulu, semisal pembangunan jembatan sementara atau jembatan gantung, agar akses tidak sepenuhnya lumpuh. Setelah itu, barulah dibangun jembatan permanen yang lebih kuat dan tahan banjir,” tambah Kepala Desa Sawat, Hamlan Hi. Ishak.

Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya infrastruktur yang tangguh dan siaga bencana di wilayah-wilayah pedalaman Maluku Utara. Apalagi, dengan curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir, potensi banjir masih sangat mungkin terjadi.

Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat bergerak cepat menangani persoalan ini sebelum kondisi menjadi lebih parah dan memicu krisis kemanusiaan di wilayah-wilayah yang terisolasi akibat bencana.

(Red/DB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *