6 Desember 2025
FunPic_20251121_234918471

Maros,InfoPublic.id | 20 November 2025 — Jembatan Haji Bohari (Pakere) yang menjadi akses utama warga Dusun Bontokamase dan Pakere menuju pusat Kota Maros kembali ambruk pada Kamis siang. Kerusakan ini terjadi setelah jembatan tersebut mengalami kondisi rusak berkepanjangan tanpa penanganan permanen dari pihak terkait.

 

Sebelum runtuh, pangkal jembatan telah menunjukkan keretakan dan penurunan struktur selama beberapa bulan terakhir. Perbaikan sementara dengan pemasangan papan sebagai jalur darurat sempat memungkinkan kendaraan roda dua melintas, namun langkah tersebut tidak mampu menahan kerusakan yang terus diperparah oleh erosi aliran sungai.

 

Sehari sebelum kejadian, fondasi jembatan dilaporkan melemah dan badan jembatan turun hingga sekitar 40 sentimeter. Meski kondisi itu telah mengindikasikan bahaya, tidak ada langkah cepat yang dilakukan. Ini menjadi catatan serius karena jembatan yang sama sebelumnya pernah runtuh pada Maret 2025 dan sempat tidak mendapatkan penanganan memadai meskipun sudah ditinjau oleh Dinas PUPR dan DPRD Kabupaten Maros.

 

Menanggapi kejadian ini, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Maros, Wahyu, menyampaikan kritik keras sekaligus desakan agar pemerintah daerah segera melakukan penanganan yang tepat dan permanen.

 

> “Pemerintah Kabupaten Maros tidak boleh lagi menunda penyelesaian persoalan ini. Jembatan Pakere adalah jalur vital yang menopang aktivitas pendidikan, ekonomi, dan kesehatan warga setiap hari,” ujarnya.

 

Wahyu mengingatkan bahwa pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan kewajiban negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Menurutnya, pengabaian terhadap kewajiban tersebut membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar bagi masyarakat.

 

Ia juga menyoroti kondisi para pelajar seperti Imran, Adit, dan Rizki yang kini harus memutar jauh melalui Jalbar untuk menuju SMPN 23 Simbang, sehingga membuat mereka sering terlambat dan mengalami hambatan belajar.

 

Lebih lanjut, Wahyu menyatakan bahwa runtuhnya jembatan secara berulang harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh terkait kualitas pembangunan, pengawasan, dan keseriusan pemerintah dalam menuntaskan persoalan infrastruktur vital.

 

> “Kami menegaskan bahwa solusi sementara tidak lagi cukup. Pemerintah harus segera menghadirkan penanganan permanen dan memastikan akses warga kembali aman serta layak digunakan,” tegasnya.

 

Wahyu menutup pernyataannya dengan harapan agar Pemerintah Kabupaten Maros bertindak cepat dan memberi kepastian kepada warga bahwa kejadian serupa tidak lagi terulang.

 

Editor : EnhaL07

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *