19 Oktober 2025
IMG-20251014-WA0066(1)

SulTeng, InfoPublic.Id–Divisi Humas Polri melalui Tim Subsatgas Banops Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) Program Kontra Radikal di Aula Sarja Arya Racana Polres Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (13/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas Kapolri dalam memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat guna mencegah penyebaran paham radikalisme.

FGD dibuka oleh Wakapolda Sulteng Brigjen Pol Dr. Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf, didampingi Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Pol Erdi A. Chaniago. Dengan mengangkat tema “Terorisme Musuh Kita Bersama”, kegiatan ini juga dihadiri Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono, Kapolres Sigi AKBP Kari Amsah Ritonga, serta sejumlah tokoh agama, masyarakat, dan pemuda.

 

Yang menarik, kegiatan ini turut menghadirkan narasumber Ustadz Imron, eks narapidana terorisme yang kini menjadi Ketua Yayasan Lingkar Perdana Poso. Ia dikenal sebagai sosok inspiratif dalam gerakan deradikalisasi di Sulawesi Tengah.

 

Dalam sambutannya, Brigjen Pol Helmi Kwarta menegaskan bahwa aktivitas kelompok teror di wilayah Gunung Biru, Poso, kini sudah tidak ada lagi. Namun, ia mengingatkan bahwa potensi munculnya kembali paham radikalisme masih perlu diwaspadai bersama.

 

“Menjaga Sulawesi Tengah dari paham radikal adalah tanggung jawab kita semua. Siapa lagi yang akan menjaga kampung kita kalau bukan kita sendiri,” ujarnya.

 

Helmi juga menekankan pentingnya menghapus stigma bahwa terorisme identik dengan umat Islam. “Terorisme bukan soal agama, tapi perilaku manusia yang menebar ketakutan,” tegasnya.

 

Sementara itu, Kombes Pol Erdi A. Chaniago menjelaskan bahwa Program Kontra Radikal bertujuan memperkuat ketahanan ideologis masyarakat melalui edukasi, komunikasi, dan kerja sama lintas elemen.

 

“Pencegahan radikalisme tidak bisa dilakukan Polri sendiri. Harus ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.

 

Dalam sesi akhir, Ustadz Imron berbagi kisah hidupnya lewat materi bertema “Habis Gelap Terbitlah Terang, Cahaya Kebangsaan.” Ia menceritakan perjalanan dirinya dari keterlibatan dalam jaringan terorisme hingga akhirnya sadar dan kini aktif membantu pemerintah melawan radikalisme.

 

“Semoga pengalaman saya bisa menjadi pelajaran agar Indonesia terbebas dari paham radikal dan aksi terorisme,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *