19 Oktober 2025
IMG-20251013-WA0082

InfoPublic.id – Gelombang investasi tambang nikel membawa perubahan besar di kawasan Oba, Maluku Utara. Sementara sebagian masyarakat menikmati pekerjaan baru di sektor industri, sebagian lainnya kehilangan denyut gotong royong yang selama ini menopang kehidupan mereka.

 

Babari, sistem kerja kolektif antarpetani, perlahan terpinggirkan. Padahal, selama puluhan tahun, tradisi ini menjadi motor penggerak produktivitas kelapa—komoditas unggulan provinsi yang lahir dari tanah-tanah subur pesisir Halmahera.

 

“Dulu kalau Babari, sepuluh orang bisa bersihkan kebun satu hektare dalam sehari. Sekarang, susah cari teman kerja,” kata Yusuf, petani asal Oba Selatan.

 

Namun, semangat itu belum sepenuhnya hilang. Pemerintah daerah mulai merancang kebijakan untuk menghidupkan Babari sebagai kelembagaan sosial-ekonomi di tingkat desa. Melalui koperasi, kelompok tani, dan pelatihan generasi muda, Babari diarahkan menjadi sistem kerja produktif yang mendukung diversifikasi produk kelapa—mulai dari kopra putih, minyak VCO, sabun, hingga kerajinan.

 

Babari tidak lagi hanya romantika budaya, tapi strategi ekonomi masa depan Maluku Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *