25 Juli 2025
IMG-20250713-WA0036

Malut , InfoPublic – Pesawat Lion Air dengan rute Jakarta–Ternate, yang dijadwalkan mendarat pada Minggu pagi (14/7/2025) di Bandara Sultan Babullah, gagal mendarat akibat dugaan gangguan teknis. Akibatnya, penerbangan dialihkan ke Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, dan para penumpang harus terlantar selama lebih dari 12 jam sebelum akhirnya pesawat diberangkatkan kembali pukul 16.00 WITA dari Manado menuju Ternate.

 

Penerbangan yang berangkat dari Jakarta pada pukul 01.00 WIB dan transit di Makassar ini seharusnya tiba di Ternate pada pagi hari. Namun, insiden gangguan teknis memaksa pilot untuk mengalihkan pendaratan ke Manado, meninggalkan puluhan penumpang dalam ketidakpastian sepanjang hari.

 

Salah satu penumpang berinisial NT, menyampaikan kekecewaan mendalam atas keterlambatan tersebut. “Kami dijanjikan pesawat akan di-maintenance selama satu jam. Tapi kenyataannya, sampai sore tidak ada kejelasan. Kami hanya disuruh sabar tanpa solusi,” ujar NT kepada wartawan media ini di Bandara Sam Ratulangi, Manado.

 

Menurut informasi dari sejumlah penumpang lainnya, insiden ini bukan disebabkan cuaca buruk, melainkan murni gangguan teknis pada sistem pesawat. Penumpang bahkan sempat diminta menunggu kemungkinan pergantian pesawat jika dalam waktu satu jam gangguan tidak terselesaikan. Namun, tak ada kepastian dari maskapai hingga akhirnya pesawat baru diberangkatkan sekitar pukul 16.00 WITA.

 

Salah satu keluarga penumpang yang berada di Ternate menyesalkan insiden ini. “Lion Air terlalu sering mengalami gangguan teknis. Ini bukan kali pertama. Pemerintah daerah harus segera mengevaluasi kerja sama dengan maskapai yang tidak layak terbang seperti ini,” ucapnya.

 

Menanggapi situasi ini, advokat senior Maluku Utara, Yusman Arifin, menyatakan keprihatinannya dan mendesak Gubernur Maluku Utara untuk turun tangan secara langsung.

 

“Saya sangat prihatin. Keselamatan penumpang adalah prioritas utama. Kalau maskapai seperti ini terus beroperasi tanpa pengawasan ketat, siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan?” tegas Yusman. Ia mendesak agar Pemprov Maluku Utara lebih aktif mengontrol dan mengevaluasi setiap maskapai yang beroperasi di wilayahnya, termasuk memastikan kelayakan teknis armada sebelum diizinkan mengangkut penumpang.

 

Menurut Yusman, pemerintah tidak bisa terus membiarkan masyarakat menjadi korban dari kelalaian teknis dan lemahnya standar keselamatan penerbangan. Ia juga meminta Kementerian Perhubungan ikut mengevaluasi performa teknis Lion Air yang sering dikeluhkan masyarakat, terutama untuk jalur Indonesia Timur.

 

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Lion Air belum memberikan klarifikasi resmi terkait penyebab gangguan teknis tersebut dan mengapa penumpang dibiarkan tanpa kepastian selama berjam-jam. Namun berdasarkan pantauan langsung, pesawat akhirnya diberangkatkan dari Manado pada pukul 16.00 WITA menuju Ternate, setelah menunggu selama hampir 15 jam sejak keberangkatan dari Jakarta.

 

Insiden ini kembali menjadi peringatan keras bagi otoritas penerbangan dan pemerintah daerah untuk meninjau kembali standar operasional maskapai, khususnya yang melayani jalur strategis seperti ke Maluku Utara yang hanya memiliki akses terbatas.

 

Redaksi : Mito

Editor: Limpo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *