23 Juni 2025
IMG-20250623-WA0021

Langgur, InfoPublic.id – Bupati Maluku Tenggara (Malra), Muhamad Thaher Hanubun, melakukan peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak konflik sosial dan bencana alam di Ohoi Weduar, Kecamatan Kei Besar Selatan, Minggu (22/6/2025).

Acara tersebut disambut hangat oleh masyarakat setempat melalui prosesi adat penyambutan, yang menjadi simbol penghormatan, penerimaan, dan penguatan ikatan antara pemerintah dan warga. Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya babak baru pemulihan kawasan yang sebelumnya terdampak banjir, longsor, dan konflik sosial tahun 1999.

Bupati Thaher dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan rumah layak huni ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menjawab kerinduan masyarakat akan hunian yang aman dan manusiawi.

“Warga Weduar sudah lama menantikan ini. Sekarang saatnya kita wujudkan bersama. Pemerintah hadir bukan hanya lewat kata-kata, tetapi melalui tindakan konkret,” tegas Thaher disambut tepuk tangan warga.

Namun demikian, Bupati menekankan pentingnya kejelasan status lahan sebelum pembangunan dilakukan agar tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari. Ia meminta kepada seluruh pemilik lahan untuk menyerahkan lahan secara resmi kepada pemerintah daerah.

“Sebagai bupati, saya berkewajiban memastikan bahwa tanah yang dipakai bukan tanah sengketa, bukan kawasan hutan lindung, dan telah diserahkan secara sah. Kami tidak ingin membangun di atas ketidakpastian,” ujarnya.

Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah Kabupaten Malra juga akan membantu proses sertifikasi lahan bagi warga yang telah menyerahkan lahannya, guna menjamin kepastian hukum dan mendukung kelancaran proses pembangunan.

“Jika surat penyerahan lahan sudah lengkap, pemerintah akan bantu memproses sertifikat tanah tersebut,” tambahnya.

Dalam suasana penuh haru dan kekeluargaan, Bupati Thaher juga menyampaikan pesan menyentuh kepada masyarakat Weduar.

“Saya mencintai masyarakat Weduar seperti saya mencintai diri saya sendiri. Apa yang kalian rasakan, saya juga rasakan. Saya datang bukan sebagai pejabat, tapi sebagai saudara, sebagai bagian dari keluarga besar Weduar,” ucapnya.

Bupati juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga persatuan, kebersamaan, dan keamanan wilayah (kamtibmas) agar seluruh proses pembangunan berjalan lancar dan berkelanjutan. Ia menekankan bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa dicapai tanpa stabilitas sosial dan dukungan aktif masyarakat.

Proyek pembangunan hunian ini dikerjakan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Maluku Tenggara, dengan melibatkan dukungan personel dari TNI dan Polri. Pekerjaan konstruksi ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025.

Adapun rincian penerima manfaat dari pembangunan rumah ini meliputi:

8 keluarga terdampak bencana banjir,

26 keluarga korban konflik sosial tahun 1999,

12 keluarga yang rumahnya akan direhabilitasi karena rusak berat.

Bagi masyarakat Ohoi Weduar, rumah-rumah baru ini bukan hanya tempat berlindung, tetapi simbol pemulihan dan harapan baru akan masa depan yang lebih damai, layak, dan penuh semangat kebersamaan. Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *